TIMES KALBAR, JAKARTA – Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Helmy Kristanto menilai pasar saham Indonesia berada dalam tren bullish (penguatan), seiring mulai berakhirnya fase pengetatan kebijakan moneter di tingkat global.
“Pemangkasan suku bunga The Fed menunjukkan arah kebijakan yang lebih seimbang. Likuiditas global berpotensi membaik, memberi ruang bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk menjaga stabilitas tanpa tekanan suku bunga tinggi,” ujar Helmy sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Helmy menilai kebijakan The Fed menghentikan pengurangan neraca (balance sheet runoff) per 1 Desember 2025, akan memperkuat sinyal pelonggaran likuiditas global.
Dengan demikian, hal itu dapat mempercepat arus masuk modal ke pasar berkembang, termasuk Indonesia, yang memiliki imbal hasil aset dan prospek pertumbuhan ekonomi yang menarik.
“Sentimen pasar mulai berbalik positif seiring turunnya suku bunga global. Dengan inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan ruang kebijakan yang masih luas, Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dibandingkan negara lain di kawasan. Kondisi ini membuat pasar Indonesia berpotensi tetap menarik bagi investor, bahkan di tengah ketidakpastian global,” ujar Helmy.
Dari sisi teknikal, Customer Engagement & Market Analyst Department Head BRIDS Chory Agung Ramdhani mengatakan IHSG berada dalam tren bullish yang solid, dengan pergerakan harga di atas rata-rata jangka pendek dan menengah.
Ia menjelaskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencapai level 8.180, mendekati resistance di level 8.320, sementara support krusial berada di area 7.989.
“Penurunan suku bunga The Fed akan menjadi katalis fundamental yang kuat,” ujar Chory.
Pihaknya melihat kondisi global yang lebih longgar akan menjadi dorongan tambahan bagi pasar keuangan Indonesia menjelang akhir 2025.
“Dengan likuiditas dunia yang mulai membaik dan aliran dana asing yang kembali masuk, pasar saham domestik berpeluang melanjutkan tren kenaikannya. Situasi ini juga bisa memperkuat sentimen window dressing, ketika investor cenderung meningkatkan aktivitas beli di akhir tahun,” ujar Chory.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada Senin (03/11) pukul 11.50 WIB, IHSG terpantau menguat 99,57 poin atau 1,22 persen berada di posisi 8.263,45. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sinyal Bullish! Pasar Saham RI Terbang Ikuti Angin Segar Global
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |