TIMES KALBAR, JAKARTA – Kebiasaan tidur yang tepat bisa membantu kita mendapatkan kualitas dan kuantitas tidur yang diperlukan untuk beristirahat. Namun beberapa orang justru mengalami gangguan susah tidur atau insomnia.

Insomnia sendiri sejatinya mudah diobati, tetapi setiap orang merespons secara berbeda terhadap masalah ini. 

Namun jika Anda masih berjuang dengan insomnia yang mengganggu kehidupan sehari-hari, maka mungkin sudah saatnya untuk berbicara dengan dokter. 

Sebelumnya, Anda bisa mencoba beberapa metode ini untuk mengatasi gangguan insomnia.

1. Latihan Relaksasi

Anda tak perlu ke dokter hanya untuk mencoba latihan relaksasi, seperti relaksasi otot progresif. Otot-otot akan tegang dan santai secara sistematis di berbagai bagian tubuh secara bertahap, dari ujung kepala hingga ujung kaki. 

Hal itu dapat membantu Anda menenangkan tubuh dan bersiap untuk tidur. Anda juga dapat mencoba latihan pernapasan atau meditasi. 

2. Aturan Tidur Ketat

Berkomitmenlah untuk bangun dari tempat tidur setiap kali sudah bangun selama 20 menit atau lebih, kemudian cobalah untuk pergi ke bagian lain dari rumah Anda untuk memulai lagi dengan aktivitas lain. 

Pertimbangkan pula untuk membatasi jam tidur Anda. Misalnya, tidur jam 10 malam dan bangun jam 6 pagi, terlepas dari berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk tidur. 

Logikanya: Jika Anda tidur jam 10 malam, lalu bangun sampai jam 8 pagi, Anda akan cenderung mengulangi pola itu malam demi malam.

3. Mengikuti Terapi

Semakin Anda memerangi insomnia, semakin Anda khawatir tentang itu, dan kekhawatiran itu menghasilkan lebih banyak insomnia. 

Ketika anda ingin mengatur waktu tidur dan bangun secara teratur, anda harus berfikir positif dan rasional. Hal itu mempengaruhi pola pikir anda dan bisa memberi ketenangan pada otak anda. 

4. Bicara dengan Dokter

Ketika tidak ada cara yang berhasil, Anda bisa menggunakan alat bantu tidur atau suplemen seperti melatonin, dengan atau tanpa resep yang dapat membantu mengatasi insomnia. 

Tetapi lebih baiknya anda berbicara dengan dokter sebelum mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suplemen tersebut. (*)